Potensi Aktivitas Sitotoksik Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Pada Sel Kanker

Penulis

  • Widyaningrum utami Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
  • Elisa Br. Saragih Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
  • Merilla Andini Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

DOI:

https://doi.org/10.33772/lansau.v1i2.18

Kata Kunci:

Averrhoa bilimbi L, sitotoksisitas, antikanker, in vitro, in vivo

Abstrak

Kemoterapi merupakan pengobatan yang efektif digunakan untuk terapi berbagai jenis sel kanker namun memiliki banyak efek samping. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan alternatif tanaman obat digunakan untuk pengobatan tradisional seperti antibakteri, antivirus, dan antikanker.  A. bilimbi memiliki kandungan fenolik yang tinggi yang didunga memiliki aktivitas sitotoksik. Tujuan dari review ini adalah untuk mengetahui potensi Averrhoa bilimbi L sebagai agen antikanker. Pencarian literatur dilakukan dengan melalui database online Google Scholar dan PubMed tahun 2011-2022. Senyawa aktif yang diduga memiliki efek antikanker pada belimbing wuluh yaitu squalene dan asam protocatechuic. Beberapa ekstrak etanol belimbing wuluh terbukti berpotensi sebagai agen antikanker secara in vitro dengan kategori sitotoksik sedang (IC50 = 21 µg/mL - 200 µg/mL) pada sel kanker serviks (sel HeLa), sel kanker payudara MCF-7, dan sel kanker payudara non hormonal (MDA-MB-23). Sedangkan secara in vivo, Averrhoa bilimbi L. terbukti memiliki aktivitas antikanker sebagai antilimfoma pada mencit albino Swiss yang diinduksi DAL (Dalton’s asites Lymphoma) dan potensi apoptogenik yang signifikan terhadap sel EAC (Ehrlich ascites carcinoma) tikus. Maka dari itu, kajian ini menunjukkan potensi aktivitas Averrhoa bilimbi L. sebagai antikanker.

Diterbitkan

2023-10-31

Cara Mengutip

utami, W., Saragih, E. B., & Andini, M. (2023). Potensi Aktivitas Sitotoksik Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Pada Sel Kanker. Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian, 1(2), 140–152. https://doi.org/10.33772/lansau.v1i2.18