Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian https://hojps.uho.ac.id/index.php/journal <p><strong>Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian (LJIK), <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2986-688X" target="_blank" rel="noopener">ISSN: 2986-688X (<em>online</em>) </a></strong>merupakan jurnal ilmiah resmi yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker dan diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo yang artikelnya dapat diakses dan diunduh secara online oleh umum (<em>open access journal</em>).</p> Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo en-US Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian 2986-688X Rhizophora mucronata dalam Pengobatan Sindrom Metabolik– Tinjauan Kandungan Senyawa dan Farmakologi https://hojps.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/28 <p><em>Rhizopora mucronata</em> mengandung senyawa fitokimia dan memiliki potensi untuk mengobati berbagai penyakit. Namun <em>review</em> mengenai tanaman ini masih terbatas, dan data yang disajikan belum mencakup penelitian terbaru baik tentang kandungan senyawa maupun efek farmakologisnya. Literatur review dilakukan untuk merangkum kandungan fitokimia, dan efek farmakologinya terhadap penyakit terkait metabolisme. Literatur <em>review</em> dilakukan dengan mencari artikel di <em>Google Scholar, PubMed, NCBI</em>, dan <em>Science Direct</em> untuk mengumpulkan informasi tentang senyawa kimia yang teridentifikasi dan hasil uji farmakologis dari daun <em>R. mucronata</em>, baik secara <em>in vitro, in vivo,</em> maupun <em>in silico</em>. Hasil menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada <em>R. mucronata</em> terdiri dari senyawa turunan dari golongan flavonoid, alkaloid, dan asam lemak. Senyawa-senyawa ini berkontribusi terhadap aktivitas farmakologisnya terkait sindrom metabolik, seperti antidiabetes dan antiobesitas, antiaterosklerosis, antiinflamasi. Penelitian terkait penyakit metabolik masih terbatas, sehingga studi klinis masih diperlukan, serta penelitian untuk menilai keamanan tanaman ini. <em>R. mucronata </em> menunjukkan potensi pada pengobatan terkait sindrom metabolik. Penelitian farmakologis mengenai hal tersebut masih dibutuhkan, serta implikasi toksikologis terkait dengan konsumsi jangka panjang <em>R. mucronata.</em></p> Nurramadhani A.Sida Nita Trinovitasari Rachma Malina Sabarudin Sabarudin Henny Kasmawati Ruslin Ruslin Copyright (c) 2024 Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian 2024-12-31 2024-12-31 2 2 88 109 Penentuan Kadar Fenolik, Flavonoid dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Penghambatan Denaturasi Protein https://hojps.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/29 <p>Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologi. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai antiinflamasi alami yaitu tumbuhan kelor. Daun Kelor (<em>Moringa oleifera</em> L.) merupakan salah satu dari bagian tumbuhan yang dapat digunakan manfaat khasiatnya sebagai obat. Tanaman ini termasuk sebagai obat dengan aktivitas sebagai stimulant peredaran darah, antipiretik, antiinflamasi, antibakteri, antiepilepsi, antitumor, antijamur dan antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar senaywa fenolik, flavonoid serta potensi aktivitas antiinflamasi ekstrak methanol daun kelor. Penentuan kadar senyawa dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan pengukuran aktivitas antiinflamasi dilakukan menggunakan metode penghambatan denaturasi protein <em>Bovine serum albumin</em> (BSA). Kadar senyawa fenolik ekstrak metanol daun kelor dari berbagai wilayah di peroleh sebesar 217,3 190,7 mgEQ/g (Muna Barat), 177,3 mgEQ/g (Wakatobi), 124,0 mgEQ/g (Lasusua), dan 80, 7 mgEQ/g (Ranomeeto). Kadar flavonoid yang diperoleh dari ekstrak metanol daun kelor sebesar 338,3 mgEQ/g (Wakatobi dan Muna Barat), 337,3 mgEQ/g (Ranomeeto), dan 330,0 mgEQ/g (Lasusua). Sedangkan hasil pengujian aktivitas antiinflamasi pada ekstrak metanol daun kelor di peroleh nilai IC<sub>50</sub> sebesar 20,72 µg/mL (Muna Barat), 20,80 µg/mL (Wakatobi), 20,99 µg/mL (Ranomeeto), dan 22,06 µg/mL (Lasusua). Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kandungan Flavonoid maka aktivitas Antiinflamasi semakin tinggi.</p> Irvan Anwar Parawansah Yamin Rachma Malina Anisa Fitri Copyright (c) 2024 Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian 2024-12-31 2024-12-31 2 2 110 123 10.33772/lansau.v2i2.29 Evaluasi Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas Kota Kendari: Menuju Pelayanan Kesehatan yang Lebih Baik https://hojps.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/30 <p>Penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Penggunaan obat yang tidak rasional dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat di beberapa puskesmas Kota Kendari dengan menggunakan indikator WHO dan Kementerian Kesehatan RI. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang dilaksanakan di Kota Kendari pada tahun 2022 yang menggunakan data tahun 2021. Hasil penelitian ini untuk masing – masing indikator adalah sebagai berikut jumlah item obat per resep 3,43, biaya obat per kunjungan resep Rp.12.763, persentase sediaan obat generik 97,65%, persentase penggunaan antibiotik pada diare non-spesifik 29,09%, persentase penggunaan oralit dan zink pada diare 70,84%, persentase penggunaan antibiotik untuk ISPA non-pneumonia 31,54%, penggunaan injeksi pada kasus myalgia 0%, dan <em>medication error </em>tidak ada. Puskemas yang memenuhi standar peresepan Kementerian Kesehatan RI untuk indikator persentase penggunaan antibiotik pada diare non spesifik yaitu Puskesmas Lepo-Lepo dan untuk indikator persentase penggunaan antibiotik ISPA non Pneumonia yaitu Puskesmas Poasia.</p> Nita Trinovitasari Sunandar Ihsan Nurull Hikmah Rachma Malina Wa Ode Surianti Sitti Nazaria Risnawati Risnawati Delvi Amelia Maladjai Putri Zhaqina Amalia Copyright (c) 2024 Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian 2024-12-31 2024-12-31 2 2 124 133 10.33772/lansau.v2i2.30 Formulasi dan Uji Penetrasi Sediaan Gel Transfersom Allopurinol Dengan Metode Sel Difusi Franz https://hojps.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/31 <p>Allopurinol merupakan salah satu obat asam urat atau antigout yang tergolong sebagai penghambat xanthine oxidase. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem penghantaran transfersom dan variasi konsentrasi Karbopol:Na-CMC sebagai basis gel mempengaruhi penetrasi Allopurinol melalui rute transdermal. Transfersom dibuat dengan metode hidrasi lapis tipis dengan mengombinasikan fosfolipid dan edge activator yaitu span 80. Transfersom dibuat dalam 3 formula sediaan gel dengan variasi konsentrasi Karbopol 934 : Na-CMC masing-masing 1:4, 1:3, dan 1:2 serta satu formula gel optimum tanpa nanopartikel. Sel difusi Franz digunakan untuk uji penetrasi secara in vitro dengan membran kulit tikus. Hasil penelitian menunjukkan sediaan gel dengan variasi konsentrasi Karbopol 934 : Na-CMC (1 : 2) sebagai formula optimum menunjukkan sediaan gel yang homogen, daya sebar 6,167 cm, nilai pH 5,81, viskositas 44,3 dPas, dan daya lekat 13,093 detik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sediaan gel transfersom allopurinol secara transdermal memiliki kemampuan penetrasi dengan nilai jumlah kumulatif dan fluks yaitu 218,55 μg/cm<sup>2</sup> dan 0,57 μg.cm<sup>2</sup>/menit.</p> Sitti Raodah Nurul Jannah Wa Ode Sitti Zubaydah Muhamad Handoyo Sahumena Septi Moutya Sanggi Aliefka Apricella Copyright (c) 2024 Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian 2024-12-31 2024-12-31 2 2 134 147 10.33772/lansau.v2i2.31 Uji Aktivitas Antioksidan Krim Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe Pinnata L.) Menggunakan Metode DPPH https://hojps.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/33 <p>Daun cocor bebek (<em>Kalanchoe pinnata </em>Lam. Pers) merupakan salah satu tumbuhan yang secara empiris mampu menyembuhkan luka bakar. Tumbuhan ini memiliki potensi antioksidan yang poten untuk dikembangkan sebagai sediaan krim. Senyawa fenolik seperti flavonoid yang terdapat pada daun cocor bebek diduga mempunyai aktivitas anti radikal bebas pada proses penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan krim luka bakar ekstrak daun cocor bebek 5 % dengan metode DPPH. Ekstrak etanol 96% daun cocor bebek diperoleh dengan metode maserasi dengan menggunakan etanol 96%. Sediaan krim dengan basis M/A menggunakan ekstrak cocor bebek sebesar 5 %. Selanjutnya dilakukan uji evaluasi sediaan fisik krim yang meliputi uji organoleptik, homogenitas, dan uji pH kemudian dilanjutkan dengan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan terhadap berbagai variasi konsentrasi krim luka bakar ekstrak daun cocor bebek 5 % yaitu 50, 100, 150 dan 200 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krim luka bakar ekstrak daun cocor bebek 5 % memenuhi persyaratan evaluasi sediaan fisik krim dengan sifar organoleptik memenuhi syarat warna, bau, dan bentuk. Krim memiliki tekstur yang homogen dan pH 6,7. Aktivitas antioksidan bersifat lemah dengan nilai IC<sub>50</sub> sebesar 156,52 ppm dibandingkan dengan vitamin C dengan IC<sub>50</sub> 2,85 ppm. Berdasarkan hasil uji bahwa krim luka bakar ekstrak daun cocor bebek 5 % yang telah dibuat memenuhi syarat evaluasi sediaan fisik dan tergolong kedalam golongan senyawa dengan antioksidan lemah.</p> Hasnawati Hasnawati Fransisca Pandean Sri Wulan Oktosari Copyright (c) 2024 Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian 2024-12-31 2024-12-31 2 2 148 159 10.33772/lansau.v2i2.33 Optimasi Polivinil Alkohol dan Xanthan Gum Dalam Formula Masker Peel-off Niacinamide https://hojps.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/34 <p>Perawatan kulit merupakan proses untuk memelihara kesehatan kulit dan mencegah maupun mengatasi berbagai masalah kulit wajah. Masker <em>peel-off</em> sediaan kosmetik yang digunakan untuk perlindungan dan perawatan wajah yang diaplikasikan ke kulit wajah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula optimal masker <em>peel-off</em> dengan konsentrasi polivinil alkohol dan xanthan gum menggunakan metode desain faktorial<sup>2 </sup>serta mengetahui karakteristik dari stabilitas sediaan masker <em>peel-off</em>. Formulasi masker <em>peel-off</em> dilakukan dengan variasi konsentrasi polivinil alkohol 10%, 14% dan xanthan gum 0,1%, %1. Pengujian dilakukan dengan menguji evaluasi yang terdiri dari organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas, waktu kering dan menguji stabilitas sediaan meliputi uji pemisahan fase dan heating-cooling cycle. Hasil penelitian berdasarkan hasil optimasi oleh desain faktorial sehingga di dapatkan formula optimum yaitu konsentrasi polivinil alkohol 14% dan xanthan gum 1%. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terjadinya perubahan organoleptik, pH, homogenitas serta penurunan viskositas yg stabil sebelum dan setelah dilakukan uji stabilitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bawa penggunaan Polivinil alkohol 14% dan Xanthan Gum 1% menunjukkan formula yang optimum berdasarkan hasil evaluasi.</p> Vica Aspadiah Muhammad Hajrul Malaka Rahmat Muliadi Mega Permata Sani Copyright (c) 2024 Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian 2024-12-31 2024-12-31 2 2 160 174 10.33772/lansau.v2i2.34 Formulasi dan Evaluasi Granul dari Ekstrak Buah Wualae (Etlingera elatior (Jack) R. M. Smith) Menggunakan Variasi Pengikat Na-CMC https://hojps.uho.ac.id/index.php/journal/article/view/35 <p>Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati dan merupakan salah satu sumber utama tanaman obat tradisional. Salah satu tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional adalah buah <em>Etlingera elatior </em> (Jack) R.M.Smith, yang dikenal sebagai buah wualae. Ekstrak etanol buah wualae dapat dimanfaatkan melalui pengembangan formula granul. Salah satu bahan penting dalam granul adalah bahan pengikat, dan Na CMC merupakan salah satu bahan pengikat yang umum digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan komposisi formula granul ekstrak etanol buah wualae yang terbaik berdasarkan hasil evaluasi sediaan. Formulasi granul dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi Na CMC pada 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, dan 6% menggunakan metode granulasi basah. Pengujian yang dilakukan meliputi uji kadar air, uji organoleptik, uji laju alir, uji sudut diam, dan uji kerapatan granul. Hasil pengujian menunjukkan bahwa formula terbaik adalah formula 4 dengan konsentrasi Na CMC 4%. Hal ini terlihat dari hasil uji organoleptik yang menunjukkan bentuk granul tidak merata dan warna merata, kadar air 3,6%, waktu alir 0,4 detik (mengalir baik), laju alir 25 gram/detik, sudut diam 9,53˚, dan kerapatan granul 8,75%. Semua formula lainnya juga memenuhi syarat granul dengan kadar air &lt;3%, laju alir &gt;10 gram/detik, sudut diam &lt;30˚, dan kerapatan granul &lt;20%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa formula 4 dengan konsentrasi Na CMC 4% merupakan formula terbaik berdasarkan hasil evaluasi sediaan.</p> Rahmat Muliadi Vica Aspadiah Muhammad Hajrul Malaka Sahriani Sahriani Copyright (c) 2024 Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian 2024-12-31 2024-12-31 2 2 175 186 10.33772/lansau.v2i2.35