Penentuan Kadar Fenolik, Flavonoid dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Penghambatan Denaturasi Protein
DOI:
https://doi.org/10.33772/lansau.v2i2.29Keywords:
antiinflamasi, denaturasi protein, FTIR, kelorAbstract
Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologi. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai antiinflamasi alami yaitu tumbuhan kelor. Daun Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan salah satu dari bagian tumbuhan yang dapat digunakan manfaat khasiatnya sebagai obat. Tanaman ini termasuk sebagai obat dengan aktivitas sebagai stimulant peredaran darah, antipiretik, antiinflamasi, antibakteri, antiepilepsi, antitumor, antijamur dan antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar senaywa fenolik, flavonoid serta potensi aktivitas antiinflamasi ekstrak methanol daun kelor. Penentuan kadar senyawa dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan pengukuran aktivitas antiinflamasi dilakukan menggunakan metode penghambatan denaturasi protein Bovine serum albumin (BSA). Kadar senyawa fenolik ekstrak metanol daun kelor dari berbagai wilayah di peroleh sebesar 217,3 190,7 mgEQ/g (Muna Barat), 177,3 mgEQ/g (Wakatobi), 124,0 mgEQ/g (Lasusua), dan 80, 7 mgEQ/g (Ranomeeto). Kadar flavonoid yang diperoleh dari ekstrak metanol daun kelor sebesar 338,3 mgEQ/g (Wakatobi dan Muna Barat), 337,3 mgEQ/g (Ranomeeto), dan 330,0 mgEQ/g (Lasusua). Sedangkan hasil pengujian aktivitas antiinflamasi pada ekstrak metanol daun kelor di peroleh nilai IC50 sebesar 20,72 µg/mL (Muna Barat), 20,80 µg/mL (Wakatobi), 20,99 µg/mL (Ranomeeto), dan 22,06 µg/mL (Lasusua). Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kandungan Flavonoid maka aktivitas Antiinflamasi semakin tinggi.